Prepcom3 Surabaya 2016, Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan Bank Indonesia (BI) siap bekerja sama dengan pemerintahan baru yang berkomitmen untuk tetap independen.
“Komitmen kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah, makanya kami akan berkoordinasi dengan pemerintahan (baru),” kata Perry dalam konferensi pers RDG Bank Indonesia pada Februari 2024, Rabu (21/2/2024).
Bank Indonesia juga mengapresiasi pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2024, sehingga siapa pun yang menjadi Presiden berikutnya akan menyambut baik. “Kami bersyukur proses pemilu berjalan lancar,” ujarnya.
Kendati demikian, Direktur BI menegaskan dirinya dan bank tersebut akan tetap independen sesuai kewenangan yang tertuang dalam Undang-undang (UU) Indonesia.
Perry Warjiyo mengatakan, tugas BI adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupee, sistem pembayaran, dan mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
“BI akan tetap independen, BI independen terhadap pemerintah. Amanat kita jelas sebagai undang-undang untuk menjaga stabilitas, stabilitas rupee, stabilitas KSSK melalui kebijakan moneter dan sistem pembayaran untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Seperti yang kita lakukan meskipun kita independen.” , kami akan terus bekerja sama dengan pemerintah.”
“Sekarang kami akan terus memberikan rekomendasi kepada Menteri Keuangan, terus memberikan rekomendasi kepada Perdana Menteri Bidang Perekonomian, berkoordinasi dengan Ketua OJK,” tutupnya.
Sebelumnya diberitakan, Bank Indonesia telah mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari 2024, keputusannya Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 6 persen.
“Pada rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia tanggal 20 dan 21 Februari 2024, diputuskan untuk mempertahankan BI-rate sebesar 6,00 persen, suku bunga deposit facility tetap pada 5,25 persen, dan suku bunga deposit facility. fasilitas pinjaman “tetap di 6,75 persen,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Bank Indonesia, Rabu (21/2/2024).
Keputusan mempertahankan BI rate pada angka 6,00 persen sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas, yaitu memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sebagai langkah pre-emptive dan prudent untuk memastikan inflasi terkendali. Sesuai target 2,5±1 persen pada tahun 2024.
Sementara itu, kebijakan kehati-hatian dan sistem pembayaran kami bersifat pro-pertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan makroprudensial yang longgar diterapkan untuk mendorong pemberian pinjaman/pembiayaan bank kepada dunia usaha dan rumah tangga.
Selain itu, untuk mempercepat digitalisasi sistem keuangan, seiring dengan digitalisasi transaksi keuangan, pemerintah pusat dan daerah juga terus didorong untuk meningkatkan ukuran transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan.
“Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” tutupnya.
Seperti disebutkan sebelumnya, Bank Indonesia hari ini mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2024. Keputusannya, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 6%.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia tanggal 16-17 Januari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-rate sebesar 6,00%, suku bunga deposit facility sebesar 5,25%, dan suku bunga loan facility sebesar 6,75. %,” kata gubernur. , Perry Warjiyo dari Bank Indonesia, di Bank Indonesia, Rabu (17/1/2024).
Perry menegaskan, keputusan mempertahankan BI rate pada level 6,00% sejalan dengan fokus stabilitas kebijakan moneter, yakni memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah sebagai langkah pre-emptive dan prudent dalam menekan inflasi. Kontrol. Dalam ±2,5 target. 1% pada tahun 2024.
Sementara itu, Perry mengatakan, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro pertumbuhan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.
Bank Indonesia (BI) masih mempertahankan suku bunga BI di kisaran 6 persen pada Januari 2024. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan suku bunga acuan akan diturunkan di kemudian hari.
“Hal ini menunjukkan masih adanya ruang untuk penurunan BI rate lebih lanjut ke depan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG Januari 2024, Rabu (17/1/2024).
Perry mengatakan suku bunga acuan BI bisa diturunkan jika memenuhi beberapa kriteria. Antara lain seberapa cepat nilai tukar rupee.
Pertanyaannya seberapa kuat nilai tukar rupiah, kata Perry.
Contoh lainnya adalah menjaga inflasi tetap terkendali, khususnya inflasi dan inflasi pangan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi akan mencapai 2,61 persen pada tahun 2023. Inflasi inti kemudian akan dijaga tetap rendah pada 1,80 persen (y-o-y) dan inflasi variabel pangan pada 6,73 persen (y-o-y) pada tahun 2023.
Dukungan Kredit Ketiga, Bank Indonesia akan mencermati dukungan kredit dalam pembiayaan perekonomian. Oleh karena itu, kata Perry, Bank Indonesia juga akan bersabar mencermati perkembangan pertanyaan di atas sebelum memutuskan apakah akan memangkas suku bunga acuan di masa mendatang.
“Kami bersabar dan akan terus bersabar mengingat kondisi domestik dan global, tentunya volatilitas akan bergantung pada bagaimana kondisi global mereda dan inflasi terkendali,” tutup Gubernur Bank Indonesia.